Lukas 18:15-17
Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
Saudara/i Yang Terkasih,
Suatu kali ada seorang pemuda yang bercerita tentang kenangan masa kecilnya yang begitu membekas dalam ingatannya dan mempunyai pengaruh besar bagi dirinya. Ketika ia masih kanak-kanak, suatu malam ia duduk bersama ayahnya di teras rumah. Mereka berdua memandang langit yang cerah tidak berawan. Banyak bintang bertaburan dan tiba-tiba secara bersamaan mereka berdua menyanyikan lagu "Bintang Kecil di Langit Yang Biru ... " sambil tertawa bersama. Bagi si pemuda, itu adalah peristiwa yang begitu membekas dalam ingatannya, dan setiap kali dia mengingat kenangan itu, dia merasakan hatinya hangat. Mengapa? Karena ayahnya itu sesungguhnya sangat sibuk, tetapi dia selalu bersedia meninggalkan semua kegiatannya demi menemani anaknya melakukan hal-hal yang sepertinya tidak begitu penting, seperti duduk-duduk memandang bintang di langit. Tindakan ayahnya itu menumbuhkan keyakinan di dalam hatinya bahwa dirinya berharga dan sangat dicintai.
Saudara/i Yang Terkasih,
Hari ini akan menjadi masa lalu bagi anak-anak kita. Masa-masa bersama kita di kemudian hari akan selalu mereka kenang. Lalu kira-kira apa yang kita inginkan agar tersimpan dalam ingatan mereka, selalu terngiang di telinga mereka, tertanam dalam hati mereka? Apakah ingatan bahwa pekerjaan ayahnya ternyata jauh lebih penting daripada diri mereka? Atau ingatan tentang orang tua yang begitu bersemangat dalam pekerjaan dan pelayanan, tetapi selalu kelelahan saat bertemu dengan anak di rumah dan akhirnya tidak banyak waktu untuk bersama anak karena kelelahan dan harus beristirahat? Tentu bukan begitu harapan atau keinginan kita. Kita mau anak-anak kita punya kenangan yang baik dengan kita para orang tua.
Dalam pembacaan kita hari ini, dikisahkan bahwa suatu kali Yesus sedang sibuk mengajar di antara para murid dan orang banyak yang selalu mengikuti Dia. Kemudian, datang sejumlah orang membawa anak-anak supaya dijamah-Nya. Murid-murid melarang karena tidak ingin hal itu mengganggu waktu, tenaga dan perhatian guru mereka. Namun, apa reaksi Yesus saat mengetahuinya, Yesus malah memanggil anak-anak lalu menumpangkan tangannya ke atas anak-anak tersebut.
Yesus memberikan contoh/teladan untuk kita para orang tua bahwa se-sibuk apapun kita dengan pekerjaan/pelayanan, tetapi memperhatikan anak adalah tanggung-jawab kita. Teladan atau contoh itu tidak hanya dibutuhkan mereka saat kecil saja tetapi juga saat mereka dewasa pun mereka perlu untuk terus belajar dari para orang tua. Misalnya:
- belajar bertanggung-jawab terhadap setiap orang dalam rumah karena dia melihat bahwa orang tuanya tidak akan tidur dan akan setia menunggu sampai semua orang yang ada di rumah pulang,
- menjadi pribadi yang menyayangi isterinya/suaminya dan keluarganya karena melihat bahwa orang tua tidak pernah kasar dan selalu menyayangi setiap anggota keluarga di rumah,
- Belajar menyelesaikan masalah dengan tenang dan sabar karena dia belajar dari orang tuanya untuk menghadapi kerasnya hidup ini;
- belajar tentang hubungan yang dekat dengan Tuhan, lewat sikap orang tua yang rajin ke gereja dan mengajak anak-anak untuk berdoa bersama;
- belajar tentang hidup yang baik dan indah tanpa miras dan kekerasan dalam rumah tangga dan
- banyak hal lain yang dipelajari seorang anak dari orang tuanya.
Bagi mereka yang belum memiliki anak, kita pun belajar menjadi contoh bagi anak-anak muda yang melihat kita. Bagi orang tua yang anak-anak mereka telah dewasa, mari kita pun tetap menjadi contoh bagi anak-anak kita, cucu-cucu kita dan generasi muda (anak muda) sekarang. Mari kita menyediakan waktu kita dengan anak-anak agar kita bisa mendidik mereka, menanamkan nilai-nilai yang baik dan . memberikan teladan yang baik untuk mereka.
Saudara/i Yang Terkasih,
Yesus punya misi yang jauh lebih penting yaitu menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa. Tanggung-jawab pekerjaan-Nya jauh lebih besar dan berat yaitu seluruh umat manusia. Jika Yesus saja bersedia menghentikan aktivitasnya untuk menyambut anak-anak, apakah kita tidak mau meneladani/mencontoh Yesus dengan cara menyediakan waktu kita untuk bersama anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada kita untuk menjadi tanggung-jawab kita sebagai orang tua bagi mereka Amin.
Posting Komentar