I Korintus 14:6-9
Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi — bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?
Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!
Saudara/i yang dikasihi Tuhan,
Bahasa roh merupakan salah satu karunia Roh yang diberikan Tuhan kepada umat Tuhan di Korintus, untuk memperkuat persekutuan umat. Namun ternyata karunia Roh itu telah menimbulkan kesalahpahaman diantara anggota persekutuan. Karena mereka yang memperoleh karunia bahasa roh itu menganggap bahwa merekalah yang lebih hebat, lebih penting, lebih unggul, lebih utama dari yang lain sehingga mereka mengabaikan karunia-karunia Roh lainnya. Padahal karunia berbahasa Roh itu tidak dapat membangun jemaat jika tidak didampingi oleh orang yang memiliki karunia untuk menterjemahkan apa yang disampaikan dalam bahasa roh karena bahasa Roh itu tidak bisa dimengerti oleh orang lain. Tanpa itu orang lain tidak bisa mengerti apa yang disampaikan dalam bahasa Roh itu sehingga tidak dapat membantu perkembangan persekutuan.
Karena itu Paulus tidak menggunakannya dalam ibadah ataupun pertemuan-pertemuan lainnya. Karena ia tahu bahwa bahasa Roh itu tidak berguna bagi mereka kalau tidak diinterpretasikan. la lebih suka menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan komunikatif dengan menggunakan bahasa yang dapat memahami injil Yesus Kristus yang diberitakannya.
Dengan bahasa yang komunikatif mereka dapat mengerti tentang pesan Allah yang disampaikannya kepada mereka. Hal ini yang Paulus ibaratkan seperti kecapi dan seruling, jika dibunyikan dengan nada-nada yang tidak benar maka orang sulit mendengar sebuah lagu, namun jika digunakan dengan baik dengan membunyikan sebuah lagu, namun jika digunakan dengan baik dengan membunyikan nada-nada yang benar maka akan melahirkan lagu yang merdu yang membangun jiwa dan menghadirkan sukacita. Sama halnya dengan suara nafiri jika tidak mengeluarkan suara, maka orang tidak akan siap untuk berperang. Jadi setiap bunyi harus dapat dimengerti orang lain agar dapat membangun persekutuan.
Saudara/i yang dikasihi Tuhan,
Jadi Paulus mau bilang bahwa semua karunia Roh pemberian Tuhan itu memiliki makna yang sama sekalipun fungsinya berbeda yaitu untuk membangun hidup bersama sebagai persekutuan. ltu berarti tidak ada yang lebih hebat dari yang lain. Tidak lebih unggul dari yang lain dan tidak lebih bermanfaat dari yang lain. Karena itu, semua karunia Tuhan harus digunakan bahkan untuk menonjolkan diri dan kepentingan sendiri tetapi harus digunakan untuk membangun persekutuan. Jadi kepel-bagian satu dengan yang lain karena itu tidak boleh ada yang menganggap dirinya lebih hebat dari yang lain.
Karunia Roh itu juga diberikan Tuhan bagi kita semua, baik dalam keluarga maupun dalam jemaat dan masyarakat melalui berbagai peran yang kita , miliki. Mulai dari yang sederhana sampai yang begitu tinggi. Dari yang kecil sampai pada yang besar. Namun apapun peran kita itu sekecil ataupun sebesar apapun, kita tetap membutuhkan orang lain, sehingga melalui peran mereka, peran kita semakin bermakna untuk membangun kebersamaan. Karena itu kita diajak untuk belajar saling melengkapi satu dengan yang lain. Kita belajar untuk tidak mendahulukan kepentingan kita tetapi mendahulukan kepentingan bersama melalui peran atau karunia yang Tuhan berikan bagi kita. Hanya dengan begitu, kehadiran kita dengan semua yang kita miliki dapat menjadi kekayaan untuk membangun hidup ini. Membangun keluarga, jemaat dan masyarakat. Karena itu kita diajak untuk saling menghargai satu dengan yang lain sekalipun kita berbeda. Kita bukan apa-apa tanpa mereka. Amin.
Posting Komentar